Gambir (Uncaria gambir) merupakan spesies
tanaman berbunga genus Uncaria dalam family Rubianceae. Secara alami gambir
tumbuh di kawasan hutan dengan ketinggian 200 – 800 meter dari permukaan laut
yang memiliki curah hujan merata sepanjang tahun dan cukup cahaya matahari,
dengan suhu berkisar antara 26 – 280C serta kelembapan mencapai
70-80%. Daerah di sekitar khatulistiwa dengan curah hujan 2500-3000 mm per
tahun merupakan daerah yang sesuai dengan pertumbuhan gambir. Tanaman gambir
juga dapat tumbuh pada hampir seluruh semua jenis tanah dengan Ph 4.8-5.5.
Berdasarkan kareteristik morfologinya, tanaman gambir termasuk tanaman
perdu setengah merambat yang memiliki batang berkayu. Batang tampak tegak
memiliki tipe percabangan simpoidal dan berwarna coklat pucat. Pada tanaman
yang sudah tua, lingkar batang pohon dapat berukuran hingga 18 inci (36 cm).
Daun gambir tumbuh tunggal pada tangkai batang dan saling berhadapan,
bewarna hijau dan memiliki panjang 8 – 13 cm dan lebar 4-7 cm. Bentuk daun
oval, bagian ujung meruncing, bagian tepi bergerigi, dan permukaan tidak
berbulu. Tanaman gambir memiliki bunga majemuk berbentuk lonceng dan berwarna
merah muda atau hijau yang tumbuh diketiak daun. Bunga gambir memiliki panjang
sekitar 5 cm dengan 5 helai mahkota bunga dan buah gambir berbetuk bulat telur,
berwarna hitam memiliki panjang sekitar 1,5 cm dan dua ruang buah.
Pakpak Bharat merupakan salah satu daerah penghasil gambir di Indoensia.
Terdapat empat variates tanaman gambir yaitu tanaman gambir tipe Lokal Pakpak
Bharat, Udang, Cubadak, dan Riau. Perbedaan morfologi serta produktivitas ke empat
tipe tanaman gambir tersebut dapat dilihat pada Tabel .
No
|
Variates
|
Ciri-ciri
|
1
|
Lokal Pakpak Bharat
|
Daun Hijau Muda,
Jarak tempat duduk daun lebih rapat, daun lebih kecil, dan berbentuk oval,
tangkai daun lebih rapuh, kandungan katecin 70-85 % dan perakarannya kuat.
|
2
|
Udang
|
Daun Coklat Muda
|
3
|
Cubadak
|
Daun Hijau Muda
|
4
|
Riau
|
Daun Hijau Muda
|
Budi Daya Tanaman
Gambir
Budidaya gambir pada
umunya dilakukan di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 2000 m di atas
permukaan laut. Wlaupun demikian, tanaman gambir dapat dibudidayakan pada lahan
dengan ketinggian 200 – 800 m di atas permukaan laut, mulai dari toporafi agak
datar sampai lereng bukit (Wikipedia. 2007). Di daerah sentra tanaman gambir, kebun – kebun gambir rakyat
dapat ditemukan di daerah – daerah lereng perbukitan dengan kemiringan beragam,
mulai dari kemiringan yang rendah hingga sangat curam.
Bididaya gambir
masyarakat dilakukan secara sederhana atau semi intensif dengan beberapa focus
kegiatan seperti dijelaskan di bawah ini :
1. Pembibitan Gambir
Bibit tanaman gambir
dapat diperoleh melalui pengembangbiakan secara vegetative atau generative.
a. Pengembangbiakan
secara vegetative
Pengembangbiakan
secara vegetative terdiri dari dua metoda yaitu melalui stek dan penyambungan.
Metode stek dilakukan dengan memotong dahan yang telah berukuran besar dan
memiliki dua buah cabang atau lebih. Potongan dahan dengan panjang sekitar 50
cm kemudian lansung ditanam pada hari yang sama atau direndam dalam air sebelum
ditanam pada hari berikutnya. Sebainya cara vegetative dilakukan pada musim
hujan. Pada cara pengembangbiakan dengan cara penyambungan, dahan pohon
dilengkungkan dan dimasukkan kedalam lubang ditanah dengan kedalaman 10 cm.
Dahan yang telah berada didalam lubang kemudian ditimbun tanah. Setelah sekitar
tiga bulan akar tanaman muncul pada dahan yang ditimbun. Dahan yang telah
berakar tersebut kemudian dipisahkan dari tanaman induknya dan ditanam pada
lubang penaman yang baru.
b. Pengembangbiakan
secara generative
Pengembangbiakan ini
menggunakan biji gambir merupakan yang paling banyak dilakukan petani gambir.
Biji gambir yang digunakan untuk pengembangbiakan diperoleh dari buah gambir
yang sudah matang pada tanaman gambir di hutan atau pohon gambir budidaya yang
belum pernah dipanen.
Cara menghasilkan
bibit tanaman gambir dari biji buah gambir yang umum dilakukan oleh
masyakarakat pembudidayaan gambir.
1) Penyiapan lahan dan
tanah untuk persemaian benih
Bisanya petani
mengunakan lahan di tebing pematang sawah untuk persemaian benih. Pematang
sawah dibersihkan dari rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya kemudian tanah
dibasahi dengan air hingga menjadi liat dan licin atau menjadi bencah (lumpur)
agar biji gambir dapat menempel. Kelembapan tanah dipertahankan, namun tidak
sampai terendam air atau terkena lansung air hujan karena dapat menyebabkan
bibit gambir tidak akan tumbuh.
2)
Penebaran benih
Biji gambir diperoleh
dari buah gambir matang yang telah dikeringkan terlebih dahulu. Biji gambir
berbentuk serbuk, sangat halus, dan memiliki bobot yang ringan. Biji gambir
ditebarkan di lahan persemaian dengan meniupkan biji gambir ke tanah
penyemaian.
3) Pembuatan atap penaung
Atap penaung yang
terbuat dari anyaman daun kelapa atau jerami digunakan untuk melindungi benih
gambir dari panas terik mata hari, air hujan, dan gangguan lainnya.
4) Pemindahan bibit siap
panen
Tunas dari biji gambir
mulai tumbuh pada usia dua sampai tiga minggu baru lansung ditaman di lahan
kebuh atau dipindahkan ke dalam wadah polybag hingga berumur delapan bulan.
2. Persiapan lahan
Lahan untuk tanaman gambir memerlukan
pengolahan tanah yang baik, diawali dengan pembabatan se-mak belukar dan gulma.
Pembukaan areal pada hutan baru, perlu dilakukan penebangan pohon, kemudian
tebangan ditumpuk agar dapat dilakukan pengajiran. Pada lahan miring perlu
di-sengked menurut kontur dan lubang tanaman berbaris menurut kontur (dalam
baris rapat antar baris jarang). Setelah dibersihkan dilakukan pengajiran dan
pembuatan lubang ta-naman berukuran 40 x 40 x 40 cm atau minimal 30 x 30 x 30
cm dengan jarak yang ideal 2 x 2 m (2.500 tanaman/ha) yang memberikan produksi
tertinggi. Menurut Yuhono (2004) bahwa lubang tanam berukuran 30 x 30 x 30 cm
atau dibuat lubang tanam dengan cara di-tugal saja dengan jarak tanam
ber-variasi antara 2 x 2 m, 2 x 3 m atau 2,5 x 2,5 m. Sewaktu penggalian
lubang, tanah bagian atas yang masih mengandung humus dipisahkan dari bagian
bawah setelah 15 hari lubang ditutup kembali dengan tanah bercampur pu-puk
organik (kompos/pupuk kandang).
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman gambir meliputi : penyiangan naungan disaat baru tanam
sampai dengan umur 1,5-2 tahun, kemudian pemupukan dan pe-ngendalian hama
penyakit. Untuk menstabilkan produksi tanaman gambir per-lu dilakukan upaya
pemupukan yang teratur.
Kandungan Kimia Gambir
Gambir menjadi bahan
obat-obatan dan kosmetika karena memiliki komponen kimia sebagai berikut :
a. Catechin biasanya disebut juga dengan asam catechoat dengan rumus kimia C15H14O6,
tidak berwarna, dan dalam keadaan murni sedikit tidak larut dalam air dingin
tetapi sangat larut dalam air panas, larut dalam alkohol dan etil asetat,
hampir tidak larut dalam koloroform, benzen dan eter.
b. Asam Catechu Tannat merupakan anhidrat dari catechin, dengan rumus kimia C15H12O5.
Apabila catechin dipanaskan pada temperatur 110oC atau dengan cara memanaskan
pada larutan alkali karbonat, ia akan kehilangan satu molekul air dan berubah
menjadi Asam Catechu Tannat yang berupa serbuk berwarna coklat kemerah-merahan,
cepat larut dalam air dingin, alkohol, tidak berwarna dalam larutan timah hitam
asetat.
c. Pyrocatechol merupakan hasil
penguraian dari zat lain seperti catechin dengan rumus molekul C6H6O2, bisa
larut dalam air, alkohol, eter, benzen, dan kloroform. Jika dipanaskan akan
membentuk catechol; membentuk warna hijau dengan FeCl3; membentuk endapan
dengan Brom; larutannya dalam air cepat berwarna coklat; dapat mereduksi perak
amoniakal dan Fehling.
d. Gambir Flouresensi merupakan bagian kecil
dari gambir dan memberikan flouresensi yang berwarna hijau, dapat dilihat
apabila larutan gambir dalam alkohol dikocok dengan petrolium eter dalam
suasana sedikit basa.
e. Catechu Merah yaitu gambir yang
memberikan warna merah.
f. Quersetin adalah suatu zat yang
berwarna kuning yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan berupa turunan flavonol
dengan rumus molekul C15H10O7, disebut huga dengan melatin atau supheretin dan
larut dalam asam asetat glasial yang memberikan warna kuning, serta larut dalam
air dan alkohol, memberikan warna hijau dengan Fe3+ dan akan berubah menjadi
warna gelap dengan pemanasan.
g. Fixed Oil merupakan minyak yang
sukar menguap.
h. Lilin (malam) terletak pada
lapisan permukaan daun gambir. Merupakan monoester dari suatu asam lemak dan
alkohol.
i. Alkaloid pada gambir terdapat 7
macam, yaitu dihidro gambirtaninna, gambirdina, gambirtanina, gambirina,
isogambirina, auroparina, oksogambirtanin.
Kegunaan gambir pada
umunya yaitu untuk obat-obatan seperti mengobati mencret (daunnya), perut
mulas, eksema, disentri, radang gusi (getahnya), radang tenggorokan,
demam-kuning, batuk, haid banyak dan berdarah. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, gambir mempunyai efek
sebagai antioksida. Efek antioksidan tersebut dihubungkan dengan manfaat bagi
kesehatan manusia dalam mencegah resiko penyakit degeneratif seperti kanker,
jantung, diabetes, dan menghambat efek penuaan dini. Antioksidan juga
diaplikasikan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan yang secara alami
atau sengaja ditambahkan dalam produk pangan yang rentan terhadap oksidasi.
Gambir merupakan salah satu bahan alami yang menjadi
sumber antioksidan alami. Senyawa antioksidan alami gambir adalah senyawa
fenolik yang merupakan golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan
berupa katekin. Pemanfaatan
gambir pada produk pangan selama ini masih terbatas sehingga menyebabkan gambir
belum dimanfaatkan secara optimal serta kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
metode mengekstraksi gambir.
Pengetahuan masyarakat tentang gambir masih terbatas
berupa produk gambir komersil yang merupakan hasil ekstraksi daun tanaman
gambir (Uncaria gambir Roxb) yang dikeringkan, diolah secara
tradisional, diekstrak dengan metode basah menggunakan air sehingga gambir yang
ada dipasaran masih dalam bentuk bongkahan serta merupakan ekstrak kasar.
Ekstrak kasar tersebut, masih banyak terdapat komponen non fenolik sebagai impurities
yang keberadaanya tidak dikehendaki seperti klorofil dan sellulosa.
Komponen non fenolik tersebut akan mengganggu pengaplikasian dalam produk
pangan sehingga perlu diekstraksi lagi untuk mendapatkan ekstrak gambir yang
mengandung komponen fenolik bebas impurities serta memiliki aktivitas
antioksidan yang tinggi .
No comments:
Post a Comment