Ayoo...berwisata ke Pakpak Bharat..., Negeri seribu Air Terjun di Atas Awan

Thursday, 23 April 2015

GAMBIR SALAH SATU PRODUK UNGGULAN DARI PAKPAK BHARAT

Gambir (Uncaria gambir) merupakan spesies tanaman berbunga genus Uncaria dalam family Rubianceae. Secara alami gambir tumbuh di kawasan hutan dengan ketinggian 200 – 800 meter dari permukaan laut yang memiliki curah hujan merata sepanjang tahun dan cukup cahaya matahari, dengan suhu berkisar antara 26 – 280C serta kelembapan mencapai 70-80%. Daerah di sekitar khatulistiwa dengan curah hujan 2500-3000 mm per tahun merupakan daerah yang sesuai dengan pertumbuhan gambir. Tanaman gambir juga dapat tumbuh pada hampir seluruh semua jenis tanah dengan Ph 4.8-5.5.
Berdasarkan kareteristik morfologinya, tanaman gambir termasuk tanaman perdu setengah merambat yang memiliki batang berkayu. Batang tampak tegak memiliki tipe percabangan simpoidal dan berwarna coklat pucat. Pada tanaman yang sudah tua, lingkar batang pohon dapat berukuran hingga 18 inci (36 cm).
Daun gambir tumbuh tunggal pada tangkai batang dan saling berhadapan, bewarna hijau dan memiliki panjang 8 – 13 cm dan lebar 4-7 cm. Bentuk daun oval, bagian ujung meruncing, bagian tepi bergerigi, dan permukaan tidak berbulu. Tanaman gambir memiliki bunga majemuk berbentuk lonceng dan berwarna merah muda atau hijau yang tumbuh diketiak daun. Bunga gambir memiliki panjang sekitar 5 cm dengan 5 helai mahkota bunga dan buah gambir berbetuk bulat telur, berwarna hitam memiliki panjang sekitar 1,5 cm dan dua ruang buah.
Pakpak Bharat merupakan salah satu daerah penghasil gambir di Indoensia. Terdapat empat variates tanaman gambir yaitu tanaman gambir tipe Lokal Pakpak Bharat, Udang, Cubadak, dan Riau. Perbedaan morfologi serta produktivitas ke empat tipe tanaman gambir tersebut dapat dilihat pada Tabel .

No
Variates
Ciri-ciri
1
Lokal Pakpak Bharat
Daun Hijau Muda, Jarak tempat duduk daun lebih rapat, daun lebih kecil, dan berbentuk oval, tangkai daun lebih rapuh, kandungan katecin 70-85 % dan perakarannya kuat.
2
Udang
Daun Coklat Muda
3
Cubadak
Daun Hijau Muda
4
Riau
Daun Hijau Muda

  
Budi Daya Tanaman Gambir
Budidaya gambir pada umunya dilakukan di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 2000 m di atas permukaan laut. Wlaupun demikian, tanaman gambir dapat dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian 200 – 800 m di atas permukaan laut, mulai dari toporafi agak datar sampai lereng bukit (Wikipedia. 2007). Di daerah sentra  tanaman gambir, kebun – kebun gambir rakyat dapat ditemukan di daerah – daerah lereng perbukitan dengan kemiringan beragam, mulai dari kemiringan yang rendah hingga sangat curam.
Bididaya gambir masyarakat dilakukan secara sederhana atau semi intensif dengan beberapa focus kegiatan seperti dijelaskan di bawah ini :
1.    Pembibitan Gambir
Bibit tanaman gambir dapat diperoleh melalui pengembangbiakan secara vegetative atau generative.
a.  Pengembangbiakan secara vegetative
Pengembangbiakan secara vegetative terdiri dari dua metoda yaitu melalui stek dan penyambungan. Metode stek dilakukan dengan memotong dahan yang telah berukuran besar dan memiliki dua buah cabang atau lebih. Potongan dahan dengan panjang sekitar 50 cm kemudian lansung ditanam pada hari yang sama atau direndam dalam air sebelum ditanam pada hari berikutnya. Sebainya cara vegetative dilakukan pada musim hujan. Pada cara pengembangbiakan dengan cara penyambungan, dahan pohon dilengkungkan dan dimasukkan kedalam lubang ditanah dengan kedalaman 10 cm. Dahan yang telah berada didalam lubang kemudian ditimbun tanah. Setelah sekitar tiga bulan akar tanaman muncul pada dahan yang ditimbun. Dahan yang telah berakar tersebut kemudian dipisahkan dari tanaman induknya dan ditanam pada lubang penaman yang baru.
b.  Pengembangbiakan secara generative
Pengembangbiakan ini menggunakan biji gambir merupakan yang paling banyak dilakukan petani gambir. Biji gambir yang digunakan untuk pengembangbiakan diperoleh dari buah gambir yang sudah matang pada tanaman gambir di hutan atau pohon gambir budidaya yang belum pernah dipanen.
Cara menghasilkan bibit tanaman gambir dari biji buah gambir yang umum dilakukan oleh masyakarakat pembudidayaan gambir.
1)   Penyiapan lahan dan tanah untuk persemaian benih
Bisanya petani mengunakan lahan di tebing pematang sawah untuk persemaian benih. Pematang sawah dibersihkan dari rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya kemudian tanah dibasahi dengan air hingga menjadi liat dan licin atau menjadi bencah (lumpur) agar biji gambir dapat menempel. Kelembapan tanah dipertahankan, namun tidak sampai terendam air atau terkena lansung air hujan karena dapat menyebabkan bibit gambir tidak akan tumbuh.
2)     Penebaran benih
Biji gambir diperoleh dari buah gambir matang yang telah dikeringkan terlebih dahulu. Biji gambir berbentuk serbuk, sangat halus, dan memiliki bobot yang ringan. Biji gambir ditebarkan di lahan persemaian dengan meniupkan biji gambir ke tanah penyemaian.
3)   Pembuatan atap penaung
Atap penaung yang terbuat dari anyaman daun kelapa atau jerami digunakan untuk melindungi benih gambir dari panas terik mata hari, air hujan, dan gangguan lainnya.
4)   Pemindahan bibit siap panen
Tunas dari biji gambir mulai tumbuh pada usia dua sampai tiga minggu baru lansung ditaman di lahan kebuh atau dipindahkan ke dalam wadah polybag hingga berumur delapan bulan.
2.    Persiapan lahan
          Lahan untuk tanaman gambir memerlukan pengolahan tanah yang baik, diawali dengan pembabatan se-mak belukar dan gulma. Pembukaan areal pada hutan baru, perlu dilakukan penebangan pohon, kemudian tebangan ditumpuk agar dapat dilakukan pengajiran. Pada lahan miring perlu di-sengked menurut kontur dan lubang tanaman berbaris menurut kontur (dalam baris rapat antar baris jarang). Setelah dibersihkan dilakukan pengajiran dan pembuatan lubang ta-naman berukuran 40 x 40 x 40 cm atau minimal 30 x 30 x 30 cm dengan jarak yang ideal 2 x 2 m (2.500 tanaman/ha) yang memberikan produksi tertinggi. Menurut Yuhono (2004) bahwa lubang tanam berukuran 30 x 30 x 30 cm atau dibuat lubang tanam dengan cara di-tugal saja dengan jarak tanam ber-variasi antara 2 x 2 m, 2 x 3 m atau 2,5 x 2,5 m. Sewaktu penggalian lubang, tanah bagian atas yang masih mengandung humus dipisahkan dari bagian bawah setelah 15 hari lubang ditutup kembali dengan tanah bercampur pu-puk organik (kompos/pupuk kandang).
3.     Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman gambir meliputi : penyiangan naungan disaat baru tanam sampai dengan umur 1,5-2 tahun, kemudian pemupukan dan pe-ngendalian hama penyakit. Untuk menstabilkan produksi tanaman gambir per-lu dilakukan upaya pemupukan yang teratur.
  
Kandungan Kimia Gambir
Gambir menjadi bahan obat-obatan dan kosmetika karena memiliki komponen kimia  sebagai berikut :
a.   Catechin biasanya disebut juga dengan asam catechoat dengan rumus kimia C15H14O6, tidak berwarna, dan dalam keadaan murni sedikit tidak larut dalam air dingin tetapi sangat larut dalam air panas, larut dalam alkohol dan etil asetat, hampir tidak larut dalam koloroform, benzen dan eter.
b.   Asam Catechu Tannat merupakan anhidrat dari catechin, dengan rumus kimia C15H12O5. Apabila catechin dipanaskan pada temperatur 110oC atau dengan cara memanaskan pada larutan alkali karbonat, ia akan kehilangan satu molekul air dan berubah menjadi Asam Catechu Tannat yang berupa serbuk berwarna coklat kemerah-merahan, cepat larut dalam air dingin, alkohol, tidak berwarna dalam larutan timah hitam asetat.
c.    Pyrocatechol merupakan hasil penguraian dari zat lain seperti catechin dengan rumus molekul C6H6O2, bisa larut dalam air, alkohol, eter, benzen, dan kloroform. Jika dipanaskan akan membentuk catechol; membentuk warna hijau dengan FeCl3; membentuk endapan dengan Brom; larutannya dalam air cepat berwarna coklat; dapat mereduksi perak amoniakal dan Fehling.
d.    Gambir Flouresensi merupakan bagian kecil dari gambir dan memberikan flouresensi yang berwarna hijau, dapat dilihat apabila larutan gambir dalam alkohol dikocok dengan petrolium eter dalam suasana sedikit basa.
e.  Catechu Merah yaitu gambir yang memberikan warna merah.
f.   Quersetin adalah suatu zat yang berwarna kuning yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan berupa turunan flavonol dengan rumus molekul C15H10O7, disebut huga dengan melatin atau supheretin dan larut dalam asam asetat glasial yang memberikan warna kuning, serta larut dalam air dan alkohol, memberikan warna hijau dengan Fe3+ dan akan berubah menjadi warna gelap dengan pemanasan.
g.   Fixed Oil merupakan minyak yang sukar menguap.
h.   Lilin (malam) terletak pada lapisan permukaan daun gambir. Merupakan monoester dari suatu asam lemak dan alkohol.
i.    Alkaloid pada gambir terdapat 7 macam, yaitu dihidro gambirtaninna, gambirdina, gambirtanina, gambirina, isogambirina, auroparina, oksogambirtanin.

 Manfaat dan Kegunaan Gambir
Kegunaan gambir pada umunya yaitu untuk obat-obatan seperti mengobati mencret (daunnya), perut mulas, eksema, disentri, radang gusi (getahnya), radang tenggorokan, demam-kuning, batuk, haid banyak dan berdarah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, gambir mempunyai efek sebagai antioksida. Efek antioksidan tersebut dihubungkan dengan manfaat bagi kesehatan manusia dalam mencegah resiko penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, diabetes, dan menghambat efek penuaan dini. Antioksidan juga diaplikasikan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan yang secara alami atau sengaja ditambahkan dalam produk pangan yang rentan terhadap oksidasi.
Gambir merupakan salah satu bahan alami yang menjadi sumber antioksidan alami. Senyawa antioksidan alami gambir adalah senyawa fenolik yang merupakan golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan berupa katekin.                 Pemanfaatan gambir pada produk pangan selama ini masih terbatas sehingga menyebabkan gambir belum dimanfaatkan secara optimal serta kurangnya pengetahuan masyarakat dalam metode mengekstraksi gambir.

Pengetahuan masyarakat tentang gambir masih terbatas berupa produk gambir komersil yang merupakan hasil ekstraksi daun tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) yang dikeringkan, diolah secara tradisional, diekstrak dengan metode basah menggunakan air sehingga gambir yang ada dipasaran masih dalam bentuk bongkahan serta merupakan ekstrak kasar. Ekstrak kasar tersebut, masih banyak terdapat komponen non fenolik sebagai impurities yang keberadaanya tidak dikehendaki seperti klorofil dan sellulosa. Komponen non fenolik tersebut akan mengganggu pengaplikasian dalam produk pangan sehingga perlu diekstraksi lagi untuk mendapatkan ekstrak gambir yang mengandung komponen fenolik bebas impurities serta memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi .


No comments:

Post a Comment