Ayoo...berwisata ke Pakpak Bharat..., Negeri seribu Air Terjun di Atas Awan

Tuesday 14 April 2015

SAPO MBELLEN PAKPAK

Sapo Mbellen Pakpak memiliki bentuk yang sangat khas dan Unik. Bahannya dominan terbuat dari kayu tanpa menggunakan bahan-bahan modern seperti paku dan seng, sedangkan atapnya  terbuat dari bahan ijuk yang dibentuk mengikuti bentuk rangka atapnya. Bentuk desain Sapo Mbellen Pakpak selain mencerminkan kehidupan masyarakat Pakpak juga sebagai wujud seni budaya Pakpak. Setiap bentuk desain dari bagian-bagian Sapo Mbelleng Pakpak tersebut memiliki arti tersendiri.
Jika diteliti dengan cermat dan diketahui maknanya, maka cukup dengan melihat rumah adat Pakpak akan bisa mendeskripsikan kearifan Suku Pakpak dalam berbudaya.
Bentuk dan Arti Sapo Mbellen Pakpak, Bubungan atap : Bentuk melengkung, dalam  bahasa Daerah Pakpak disebut: “Petarik-tarik Mparas ingenken ndengel”, artinya: “Berani memikul beban dan resiko yang berat dalam mempertahankan adat istiadat”.
Tampuk bubungan yang bersimbolkan Cawan  “Caban”, artinya : “Simbol kepercayaan Puak Pakpak “Tanduk kerbau yang melekat dibubungan atap, artinya: “Semangat kepahlawanan Puak Pakpak”.
Bentuk segitiga pada Sapo Mbellen Pakpak, artinya menggambarkan susunan adat istiadat Puak Pakpak dalam kekeluargaan yang terbagi atas tiga bahagian atau unsur besar sebagai berikut:(a). SENINA, adalah saudara kandung laki laki, (b). BERRU, adalah saudara kandung perempuan, (c). PUANG”, adalah kemanakan.
Dua buah tiang besar disebelah muka rumah “Binangun”, artinya “Kerukunan rumah tangga antara suami istri”.
Satu buah balok besar yang dinamai “Melmellen” Sapo Mbellen Pakpak yang melekat disamping muka rumah, menggambarkan “Kesatuan dan Persatuan dalam segala bidang pekerjaan melalui musyawarah, atau lebih tepat disebut “Gotong royong”.
Pada segitiga muka Sapo Mbellen Pakpak biasa terdapat Ukiran-ukiran yang bernilai seni yang dalam bahasa Pakpak disebut “Gerga”.
Tangga Sapo Mbellen Pakpak yang biasanya terdiri dari bilangan ganjil, 3 (tiga), 5 (lima) dan 7 (tujuh), menggambarkan bahwa penghuni rumah itu adalah keturunan raja (marga tanah), sebaliknya yang memakai tangga rumah genap, menandakan bahwa penghuni rumah tersebut bukan keturunan marga tanah (genengen).
Pintu masuk dari bawah kolong rumah menunjukkan kerendahan hati dan kesiapsiagaan.

No comments:

Post a Comment