Dari penyampaian berbagai sumber bahwa asal mula suku Pakpak adalah
dari India Selatan yaitu dari Indika Tondal ke Muara Tapus dekat Barus
lalu menyebar dan berkembang di Dairi, Sebahagian Humbang Hasundutan, Aceh
Singkil, Subulussalam dan Pakpak Bharat. Pada dasarnya nenek moyang suku
pakpak sudah memiliki marga sejak dari negeri asal mereka, tetapi
setelah menetap di tanoh Pakpak mereka kemudian membentuk marga baru yang tidak
jauh berbeda dengan marga aslinya dan sebahagian masih menggunakan marga
aslinya.
Pada Jaman dahulu Suku Pakpak hidup secara berpindah – pindah (Nomaden),
dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, namun seiring perkembangan jaman
mereka mulai membentuk komunitas di satu daerah dan membuka perkampungan baru
yang disebut “Memungkah Kuta” dan menetap di daerah tersebut. Komunitas
tersebut berkembang didaerahnya masing-masing sampai saat ini dan di kenal
dengan sebutan “Sukut Ni Talun”.
Si Kada dan si Lona diyakini sebagai Nenek Moyang suku Pakpak yang
pergi meninggalkan kampungnya dari India untuk merantau keluar pulau dan terdampar
di Pantai Barus. Disinilah asal mula sejarah suku pakpak terjadi. Dari
pernikahan mereka mempunyai anak yang diberi nama HYANG. Hyang besar dan
kemudian menikah dengan Putri Raja Barus.
Hyang dan Putri raja barus dikarunia 7 (tujuh) orang Putra dan 1(satu)
orang Putri yaitu : Mahaji, Perbaju Bigo,
Ranggar Jodi, Mpu Bada, Raja Pako, Bata, Sanggar, dan Suari (Putri)
Dengan Kebiasaan hidup yang berpindah-pindah (Nomaden) keturan Si Kada dan
Si Lona terus berkembang dan menyebar ke berbagai daerah. Daerah persebaran
suku Pakpak tersebut yang saat ini dikenal dengan Pakpak Silima Suak dan daerah
tersebut terdiri dari Dairi, Aceh Singkil, Pakpak Bharat, Subulussalam,
Sebahagian Tapanuli Tengah dan Sebahagian
daerah Humbang Hasundutan (Batu Gajah dan Parlilitan). Hyang diyakini sebagai
nenek moyang suku pakpak yang sangat dikeramatkan.
Anak Pertama dari Pasangan Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Mahaji
menetap dan membentuk kerajaan di Banua Harhar yang sampai saat ini dikenal
dengan nama Hulu Lae Kombih, yang letaknya di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten
Pakpak Bharat.
Anak Kedua dari Pasangan Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Parbaju
Bigo menetap dan membentuk Kerajaan Simbllo di Silaan, yang saat ini menjadi
Kecamatan Si Tellu Tali Urang Julu kabupaten Pakpak Bharat.
Anak Ketiga dari Pasangan Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Ranggar
Jodi menetap dan membentuk Kerajaan yang bertempat di Buku Tinambun dengan nama
Kerajaan Jodi Buah Leuh dan Nangan Nantampuk Emas, saat ini masuk menjadi
daerah Kecamatan Si Tellu Tali Urang Jehe Kab. Pakpak Bharat.
Anak Keempat dari Pasangan Hyang dan
Putri Raja Barus yang bernama Mpu Bada pergi melintasi Lae Cinendang lalu
tinggal dan menetap di Mpung Si Mbentar Baju. Mpu Bada juga merupakan anak yang
terbesar dari 8(delapan) bersaudara/i tersebut. Keturunan Mpu Bada Antara Lain
: Tndang, Rea sekarang menjadi Banurea, Manik, Permencuari yang kemudian
menurunkan marga Boang Menalu dan Bancin.
Anak Kelima dari Pasangan Hyang dan
Putri Raja Barus yang bernama Raja Pako pergi ke daerah Sicike-cike dan
membentuk kerajaan Si Raja Pako..
Anak Keenam dari Pasangan Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Bata
pergi dan menikah kemudian hanya mempunyai seorang Putri yang menikah dengan
Putra Keturunan Tuan Nahkoda Raja. Dari sini menurunkan marga
Tinambunen, Tumangger, Maharaja, Turuten, Pinanyungen dan Anak Ampun.
Anak Ketujuh dari Pasangan Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Sanggir
pergi ke arah Selatan tp lebih jauh daripada Bata dan mmbentuk Kerajaan di
sana,dipercaya menjadi nenek moyang marga Meka, Mungkur dan Kelasen.
Putri satu-satunya dari Pasangan Hyang yang bernama Suari Menikah dengan
Putra Raja Barus dan menetap di Lebbuh Ntua.
Semua wilayah persebaran ke 8(delapan) keturunan Hyang tersebut diakui
sebagai Hak Ulayat Suku Pakpak dan dikenal dengan Istilah Pakpak Silima Suak.
Pakpak Silima Suak dibagi menjadi 5(lima) kelompok(Suak) berdasarkan
wilayah komunitas marga dan dialek bahasanya. Adapun Pakpak si Lima Suak
tersebut antara lain :
Suak Simsim
Tanah Ulayat Suku Pakpak Suak Simsim saat ini dikenal sebagai Kabupaten
Pakpak Bharat dan daerah ini terdiri dari beberapa rumpun marga. Suak Simsim
terdiri dari beberapa marga, setiap marga memiliki Tanah Ulayat masing-masing
yang disebut sebagai marga tanoh. Adapun marga – marga tersebut yang antara
lain :
Marga Berutu memiliki hak Ulayat di Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu dan
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat
Marga Manik sebagai pemilik Hak Ulayat di Kecamatan Pergetteng-getteng
Sengkut dan Kecamatan Pagindar Kabupaten Pakpak Bharat.
Marga Bancin, Boangmanalu, Banurea sebagai Pemilik Hak Ulayat di Kecamatan
Salak Kabupaten Pakpak Bharat
Marga Padang Sebagai Pemilik Hak Ulayat di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten
Pakpak Bharat.
Marga Solin dan Sinamo Sebagai Pemiliki Hak Ulayat di Kecamatan Tinada
Kabupaten Pakpak Bharat
Marga Sitakar, Tinendung, Sebagai Pemiliki Hak Ulayat di Kecamatan Kerajaan
Kabupaten Pakpak Bharat
Suak Pegagan dan Suak Keppas
Tanah Ulayat Suku Pakpak Suak Pegagan dan Suak Keppas saat ini dikenal
sebagai Kabupaten Dairi dan daerah ini terdiri dari beberapa rumpun marga.
Rumpun marga Suak Pegagan dan Suak Keppas terdiri dari : Ujung, Angkat,
Bintang, Kudadiri, Gajah Manik, Capah, matanari, dan lain-lain.
Suak Boang
Tanah Ulayat Suku Pakpak Suak Boang saat ini dikenal sebagai Kabupaten
Singkil dan Kota Subulussalam dan Suak boang juga terdiri dari beberapa rumpun
marga. Rumpun marga Suak Boang antara lain :Sambo, Cibro dan lain-lain.
Suak Kelasen
Tanah Ulayat Suku Pakpak Suak Kelasen terdapat pada sebahagian Kabupaten
Humbang hasundutan (Batu Gajah dan Parlilitan) dan Sebahagian di Tapanuli
Tengah. Suak Kelasen juga terdiri dari beberapa rumpun marga. Rumpun marga Suak
Kelasen antara lain : Tinambunen, Tumangger, Maharaja, Turuten, Pinanyungen dan
Anak Ampun. Gajah, Berasa, dan lain-lain.