Ayoo...berwisata ke Pakpak Bharat..., Negeri seribu Air Terjun di Atas Awan

Sunday, 31 May 2015

JARAK ANTARA IBUKOTA KECAMATAN DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Untuk mempermudah perjalanan anda di kabupaten Pakpak disini kami akan memberikan informasi tentang jarak antar ibukota kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat. Informasi ini diharapkan dapat berguna dalam memperlancar perjalanan anda. 

Kota
Salak
Sukarame
Sibande
Rumerah
Kecupak
Pagindar
Tinada
Jambu Rea
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Salak

18
29
15
4,2
112.4
8
5
Sukarame
18

9
28
22.2
99
10
15
Sibande
29
11

39
33.2
88
21
26
Rumerah
15
28
39

14.2
127
18
15
Kecupak
4.2
22.2
33.2
14.2

121.2
12.2
11.2
Pagindar
112.4
99
88
127
121.2

109
116
Tinada
8
10
21
18
12.2
109

5
Jambu Rea
5
15
26
15
11.2
116
5



PENEMUAN MAKAM TOKOH PENYEBAR AGAMA ISLAM

Baru-baru ini telah ditemukan lokasi makam yang diduga merupakan makam Tokoh penyebar agama Islam di Dusun lae Meang Desa mahala Kec. Kerajaan kabupaten pakpak Bharat. Sumber meyebutkan lokasi makam tersebut ditemukan secara tidak sengaja saat akan membuka lahan pertanian. Saat itu Atur Pandapotan Solin ingin membuka lahan pertanian untuk ditanami gambir, setelah melakukan pembukaan lahan tersebut ia dikejutkan dengan penemuan makam-makam tersebut. Setelah dilihat kondisi dari batu nisan tersebut terdapat tulisan arab dan juga angka dengan huluf latin. Tulisan latin tersebut diduga sebagai tahun meninggalnya dan yang tertulis di batu nisan tersebut ada yang meninggal pada tahun 1923, tahun 1926, tahun 1927 dll.

Menurut Penuturan dari berbagai sumber bahwa di areal penemuan tersebut dahulu adalah merupakan areal permukiman Pendatang dari Daerah Aceh, dilokasi tersebut juga pernah ditemukan Bangunan Rumah ibadah yaitu mesjid dan saat ini juga masih bisa ditemukan batu berbentuk wajan yang dulu digunakan sebagai tempat menyimpan air wudhu. 



PAKPAK SI LIMA SUAK

Dari penyampaian berbagai sumber bahwa asal mula suku Pakpak adalah dari India Selatan yaitu dari Indika Tondal ke Muara Tapus dekat Barus lalu menyebar dan berkembang di Dairi, Sebahagian Humbang Hasundutan, Aceh Singkil, Subulussalam dan Pakpak Bharat. Pada dasarnya nenek moyang suku pakpak sudah memiliki marga sejak dari negeri  asal mereka, tetapi setelah menetap di tanoh Pakpak mereka kemudian membentuk marga baru yang tidak jauh berbeda dengan marga aslinya dan sebahagian masih menggunakan marga aslinya.
Pada Jaman dahulu Suku Pakpak hidup secara berpindah – pindah (Nomaden), dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, namun seiring perkembangan jaman mereka mulai membentuk komunitas di satu daerah dan membuka perkampungan baru yang disebut “Memungkah Kuta” dan menetap di daerah tersebut. Komunitas tersebut berkembang didaerahnya masing-masing sampai saat ini dan di kenal dengan sebutan “Sukut Ni Talun”.
Si Kada dan si Lona diyakini sebagai Nenek Moyang suku Pakpak yang pergi meninggalkan kampungnya dari India untuk merantau keluar pulau dan terdampar di Pantai Barus. Disinilah asal mula sejarah suku pakpak terjadi. Dari pernikahan mereka mempunyai anak yang diberi nama HYANG. Hyang besar dan kemudian menikah dengan Putri Raja Barus.
Hyang dan Putri raja barus dikarunia 7 (tujuh) orang Putra dan 1(satu) orang Putri yaitu  : Mahaji, Perbaju Bigo, Ranggar Jodi, Mpu Bada, Raja Pako, Bata, Sanggar, dan Suari (Putri)
Dengan Kebiasaan hidup yang berpindah-pindah (Nomaden) keturan Si Kada dan Si Lona terus berkembang dan menyebar ke berbagai daerah. Daerah persebaran suku Pakpak tersebut yang saat ini dikenal dengan Pakpak Silima Suak dan daerah tersebut terdiri dari Dairi, Aceh Singkil, Pakpak Bharat, Subulussalam, Sebahagian Tapanuli Tengah dan  Sebahagian daerah Humbang Hasundutan (Batu Gajah dan Parlilitan). Hyang diyakini sebagai nenek moyang suku pakpak yang sangat dikeramatkan.
Anak Pertama dari Pasangan Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Mahaji menetap dan membentuk kerajaan di Banua Harhar yang sampai saat ini dikenal dengan nama Hulu Lae Kombih, yang letaknya di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat.
Anak Kedua dari Pasangan Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Parbaju Bigo menetap dan membentuk Kerajaan Simbllo di Silaan, yang saat ini menjadi Kecamatan Si Tellu Tali Urang Julu kabupaten Pakpak Bharat.
Anak Ketiga dari Pasangan Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Ranggar Jodi menetap dan membentuk Kerajaan yang bertempat di Buku Tinambun dengan nama Kerajaan Jodi Buah Leuh dan Nangan Nantampuk Emas, saat ini masuk menjadi daerah Kecamatan Si Tellu Tali Urang Jehe Kab. Pakpak Bharat.
Anak Keempat dari Pasangan  Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Mpu Bada pergi melintasi Lae Cinendang lalu tinggal dan menetap di Mpung Si Mbentar Baju. Mpu Bada juga merupakan anak yang terbesar dari 8(delapan) bersaudara/i tersebut. Keturunan Mpu Bada Antara Lain : Tndang, Rea sekarang menjadi Banurea, Manik, Permencuari yang kemudian menurunkan marga Boang Menalu dan Bancin.
Anak Kelima dari Pasangan  Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Raja Pako pergi ke daerah Sicike-cike dan membentuk kerajaan Si Raja Pako..
Anak Keenam dari Pasangan Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Bata pergi dan menikah kemudian hanya mempunyai seorang Putri yang menikah dengan Putra Keturunan Tuan Nahkoda Raja. Dari sini menurunkan marga Tinambunen, Tumangger, Maharaja, Turuten, Pinanyungen dan Anak Ampun.
Anak Ketujuh dari Pasangan Hyang dan Putri Raja Barus yang bernama Sanggir pergi ke arah Selatan tp lebih jauh daripada Bata dan mmbentuk Kerajaan di sana,dipercaya menjadi nenek moyang marga Meka, Mungkur dan Kelasen.
Putri satu-satunya dari Pasangan Hyang yang bernama Suari Menikah dengan Putra Raja Barus dan menetap di Lebbuh Ntua.
Semua wilayah persebaran ke 8(delapan) keturunan Hyang tersebut diakui sebagai Hak Ulayat Suku Pakpak dan dikenal dengan Istilah Pakpak Silima Suak.
Pakpak Silima Suak dibagi menjadi 5(lima) kelompok(Suak) berdasarkan wilayah komunitas marga dan dialek bahasanya. Adapun Pakpak si Lima Suak tersebut antara lain :
Suak Simsim
Tanah Ulayat Suku Pakpak Suak Simsim saat ini dikenal sebagai Kabupaten Pakpak Bharat dan daerah ini terdiri dari beberapa rumpun marga. Suak Simsim terdiri dari beberapa marga, setiap marga memiliki Tanah Ulayat masing-masing yang disebut sebagai marga tanoh. Adapun marga – marga tersebut yang antara lain :
Marga Berutu memiliki hak Ulayat di Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu dan Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat
Marga Manik sebagai pemilik Hak Ulayat di Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut dan Kecamatan Pagindar Kabupaten Pakpak Bharat.
Marga Bancin, Boangmanalu, Banurea sebagai Pemilik Hak Ulayat di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat
Marga Padang Sebagai Pemilik Hak Ulayat di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat.
Marga Solin dan Sinamo Sebagai Pemiliki Hak Ulayat di Kecamatan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat
Marga Sitakar, Tinendung, Sebagai Pemiliki Hak Ulayat di Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat
Suak Pegagan dan Suak Keppas
Tanah Ulayat Suku Pakpak Suak Pegagan dan Suak Keppas saat ini dikenal sebagai Kabupaten Dairi dan daerah ini terdiri dari beberapa rumpun marga. Rumpun marga Suak Pegagan dan Suak Keppas terdiri dari : Ujung, Angkat, Bintang, Kudadiri, Gajah Manik, Capah, matanari, dan lain-lain.
Suak Boang
Tanah Ulayat Suku Pakpak Suak Boang saat ini dikenal sebagai Kabupaten Singkil dan Kota Subulussalam dan Suak boang juga terdiri dari beberapa rumpun marga. Rumpun marga Suak Boang antara lain :Sambo, Cibro dan lain-lain.
Suak Kelasen

Tanah Ulayat Suku Pakpak Suak Kelasen terdapat pada sebahagian Kabupaten Humbang hasundutan (Batu Gajah dan Parlilitan) dan Sebahagian di Tapanuli Tengah. Suak Kelasen juga terdiri dari beberapa rumpun marga. Rumpun marga Suak Kelasen antara lain : Tinambunen, Tumangger, Maharaja, Turuten, Pinanyungen dan Anak Ampun. Gajah, Berasa, dan lain-lain.

BATU AKIK PANCAWARNA SINGGABIT

Foto : Akik Pancawarna Singgabit
Saat melakukan ekspedisi ke Salah satu Air Terjun di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu Air Terjun Sampuren lae Singgabut yang terletak di antara Dusun Rahib dan Dusun lae Meang Desa Mahala Kec. Kerajaan, penulis bersama tim menemukan beberapa bongkahan batu akik yang mirip dengan akik pancawarna yang berukuran besar dan beratnya diperkirakan mencapai puluhan Ton. Untuk memastikan kualitas batu akik tersebut penulis bersama tim mencoba memecahkan bongkahan batu tersebut untuk mengambil bahan sebagai contoh, namun karena tingkat kekerasan batu tersebut  tim tidak bisa memecahkan bongkahan. Sampai saat ini batu akik tersebut masih berada di lokasi Sekitar Air Terjun Sampuren Lae Singgabit. 

PINAHPAH SALAH SATU KULINER KHAS PAKPAK

Foto : Pinahpah
Pinahpah merupakan salah satu jenis kuliner khas Pakpak. Pinahpah biasa disajikan pada acara - acara resmi seperti Pesta Adat, Pesta Pernikahan dan Pesta Pesta lain yang biasa dilakukan oleh Suku Pakpak.
Pinahpah terbuat dari Padi/Beras  yang muda. Padi muda tersebut di gongseng hingga panas dan dalam keadaan panas Padi muda tersebut ditumbuk sehingga mengeluarkan butiran beras namun sudah berubah bentuk menjadi butiran beras yang pipih.

Cara menikmati Pinahpah ini juga dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa langsung di makan atau bisa juga dengan cara diseduh dengan air panas sehingga lembut lalu di makan dan bisa juga dengan dicampur dengan Kelapa parut lalu di konsumsi. Rasa pinahpah ini sendiri sangat khas sehingga cocokdinikmati pada saat-saat santai bersama keluarga.

PANORAMA INDAH PUNCAK SINDEKA

Puncak Sindeka
Panorama Indah Sindeka merupakan Pusat Lokasi Perkantoran Pemerintahan kabupaten Pakpak Bharat.Lokasi Panorama Indah Sindeka tersebut  terletak di puncak Gunung Sindeka dan di bawah gunung Serahsah yang dalam bahasa Pakpak disebut Gunung disebut Delleng, sehingga menjadikan lokasi ini banyak dikunjungi masyarakat sebagai tempat untuk berekreasi bersama keluarga. Udaranyanya yang segar dan anginnya yang kencang menambah daya tarik tersendiri sehingga lokasi ini cocok dan sering digunakan sebagai tempat bermain layang-layang. Dari lokasi ini kita juga dapat menyaksikan  keindahan kota salak dari ketinggian. Di bawah perkantoran di sindeka tersebut terbentang luas kebun-kebun masyarakat, seperti Kebun Jeruk, Kopi, Gambir, Jagung, Cabai dan lain-lain. Mata kita tidak akan bosan-bosan untuk memandang dari ujung timur sampai ke ujung Barat Sindeka tersebut. Jauh di Seberang depan Sindeka tersebut juga kita akan dihadapkan dengan indahnya Delleng Siranggas dan Delleng Raja.
Panorama Indah Sindeka ini direkomendasikan bagi keluarga yang ingin berekreasi dengan suasana yang tenang dan nyaman. Selamat mengunjungi.

Monday, 18 May 2015

TIM EKSPEDISI SINGGABIT





Tim Ekspedisi ini bertujuan untuk mengangkat dan mempublikasikan Potensi Wisata yang ada di Desa Lae Meang khususnya Obyek Wisata Sampuren Lae Singgabit.
Tim Ekspedisi berjumlah dari 6(enam) orang, yang tediri dari 2 orang dari dinas Pariwisata pakpak Bharat dan 4(empat) orang dari   masyarakat Desa lae Meang. Tim di pimpin oleh Atur pandapotan Solin selaku juru kunci Sampuren Lae Singgabit.
Tim Mulai bergerak dari Kota Salak menggunakan kenderaan roda 2(dua) dan kenderaan roda 4(empat) menuju desa Lae meang, jarak yang ditempuh kurang lebih 22 KM karena akses  menuju lae meang tersebut sudah tergolong baik jarak tersebut dapat dilalui dalam waktu kurang lebih 1 jam perjalanan.
Sesampainya di lae Meang Tim dari Dinas Pariwisata Pakpak Bharat di sambut oleh Atur Pandapotan Solin selaku Juru kunci Sampuren Lae Singgabit. Sebelum melanjutkan perjalanan Juru kunci  memberikan arahan kepada tim agar tidak sembarangan dalam mengambil tindakan, dan sebelum berangkat tim menyiapkan bekal dan peralatan dalam perjalanan menuju Sampuren Lae Singgabit berupa Parang, Air Minum, makanan secukupnya dan beberapa persayatan yang di bawa khusus oleh juru kunci.
Perjalanan dilanjutkan dari desa Lae meang menuju Sampuren lae Singgabit, tetapi  karena belum adanya akses menuju lae Singgabut    tersebut tim harus berjalan kaki, dan perkiraan jarak tempuh kurang lebih 2 KM. Dalam Perjalan Tim Ekspedisi banyak menyaksikan keindahan alam dan aneka ragam Flora dan Fauna seperti, anggrek Hutan, berbagai macam Burung, dan bunga-bunga langka yang jarang kita jumpai di lingkungan kita sehari-hari.

Setelah berjalan kurang lebih 1 jam tim Ekspedisi sampai di Lokasi Sampuren Lae Singgabit, kelelahan yang dirasakan Tim terbayar oleh keindahan panorama dan Air Terjun Lae Singgabit Tersebut. Ketinggiaan air terjun tersebut kurang lebih 50 M dan udaranya yang sejuk serta lokasi yang dikelilingi pepohonan yang rimbun dihinggapi burung-burung liar membuat suasana semakin asri. 

Sunday, 10 May 2015

BATU TETTAL

Batu Tettal merupakan Situs Prasasti batu perjanjian antara marga pemilik tanah (Sukut Nitalun) antara marga Padang, Solin, dan Berutu yang dalam bahasa setempat di sebut Sori Tandang, sori Gigi, dan Punguten Sori. Batu Tettal ini teletak di Desa Jambu Rea dKecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat. Lokasi Batu tettal ini berjarak ± 6 KM dari Ibukota pakpak Bharat yaitu Salak, dan dapat ditempuh dengan menggunakan kenderaan Roda 2(dua) maupun Roda 4(Empat).
Pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah memugar batu tettal tersebut agar tidak rusak dengan membuat bangunan permanen.

TEH GAMBIR




Pakpak Bharat merupakan salah satu daerah penghasil gambir di Indoensia. Terdapat empat variates tanaman gambir yaitu tanaman gambir tipe Lokal Pakpak Bharat, Udang, Cubadak, dan Riau.
Gambir merupakan salah satu bahan alami yang menjadi sumber antioksidan alami. Senyawa antioksidan alami gambir adalah senyawa fenolik yang merupakan golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan berupa katekin.
Kegunaan gambir pada umunya yaitu untuk obat-obatan seperti mengobati mencret (daunnya), perut mulas, eksema, disentri, radang gusi (getahnya), radang tenggorokan, demam-kuning, batuk, haid banyak dan berdarah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, gambir mempunyai efek sebagai antioksida. Efek antioksidan tersebut dihubungkan dengan manfaat bagi kesehatan manusia dalam mencegah resiko penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, diabetes, dan menghambat efek penuaan dini. Antioksidan juga diaplikasikan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan yang secara alami atau sengaja ditambahkan dalam produk pangan yang rentan terhadap oksidasi.
Pemanfaatan gambir pada produk pangan saat ini sudah mulai dikembangkan sehingga menghasilkan prodak turunan yang memiliki manfaat dan nilai jual yang lebih sehingga dapat menjadi penambah penghasilan bagi masyarakat.
Berbagai jenis prodak turunan dari gambir antara lain seperti: Sirup Gambir, Permen Gambir, Teh Gambir, Kripik Gambir, dan lain-lain.
Saat ini penulis akan membahas salah satu prodak turunan gambir tersebut yaitu Teh gambir.
Teh gambir berasal dari daun gambir yang dijemur dan setelah kering daun tersebut akan di cacah dan di kemas pada kemasan kantong teh.
Teh gambir mengandung Katekin yang berkhasiat untuk menghambat penuaan dini  serta melancarkan proses Pencernaan di Perut.
Teh gambir sudah menjadi sajian wajib bagi masyarat di Kabupaten Pakpak Bharat, Aromanya yang khas akan semakin nikmat apabila disajikan bersama kue kering ataupun kue basah.