Perjalanan ini dilakukan oleh The
A-Tim yang terdiri dari 4 orang yaitu kardonos Damanik sebagai ketua tim dan
merangkap supir(maklum peserta yg lain ga berani karna medannya agak berat
boss), Tonga ST Manik sebagai Fotografer merangkap Guaide (beliau ini pemuda
setempat jadi sudah sering keluar masuk hutan), Putra dan Jull mereka berdua
sebagai anggota tetapi sangat dibutuhkan saat-saat urgent (Tuk nyorong mobil
apabila terpeleset).
Oke.. perjalan kita mulai...
Perjalanan dimulai Pukul 11.30
WIB dari Delleng Sindeka menggunakan kuda besi gardang dua (pinjaman dari kawan
bro. he..he..) bermuatan peserta dan
perlengkapan berupa makanan ringan dan air mineral sebagai bekal diperjalanan
karena tak akan ada warung apalagi restoran dan Minimarket yang akan dilalui di
perjalanan.
Baru berada di sekitaran desa
Aornakan Tim sudah disuguhi dengan tantangan berupa jalan curam n tikungan,
tetapi dengan kuda besi handal yang menemani,
nyali kami tidak menciut sedikitpun bahkan adrenalin kami semakin
tertantang tuk melanjutkan perjalanan ini (serius bacanya ya...)
Dari desa aornakan berlanjut ke Dusun lagan, disekitaran lagan
ini terhampar ladang masyarakat yang dipenuhi dengan tanaman gambir. Gambir sebagai
tanaman yang diunggulkan di daerah ini sehingga tak heran bila sepanjang jalan
kita akan disuguhi dengan pemandangan hijau berupa daun gambir.
Dari dusun lagan berlanjut ke puncak
gunung kemaro, jalannya menanjak membuat kuda besi kami harus bekerja ekstra
dengan menggunakan double gardang. Sesampainya di puncak gunung kemaro Tim
berhenti sejenak sambil mengabadikan keindahan puncak ini sambil ber selfi ria,
namun sayang pemandangan agak terhalang akibat kiriman asap dari provinsi
tetangga.
Dari Puncak Delleng kemaro
berlanjut ke dusun Gaman, disini Tim mendapat pengalaman yang tidak akan pernah
dilupakan, alamnya yang masih asri dipenuhi pohon-pohon meranti yang berukuran
super menandakan bahwa daerah ini belum tersentuh tangan-tangan jahil dan
penggiat illegal logging(he..he.. kata aparat hukum tu ya..). Suara-suara
burung liar yang bersahut-sahutan membuat Tim semakin kagum namun sedikit
was-was akan kedatangan hewan buas yang masih banyak di kawasan hutan ini.
Tetapi dengan tekad dan semangat 45 (seperti
pejuang aja..) tim tetap melanjutkan perjalanan.
Dari dusun gaman berlanjut pagindar, sepanjang jalan ini juga
pemandangannya tidak kalah menarik karena melewati aliran sungai-sungai kecil
yang masih jernih tanpa terkontaminasi oleh kotoran maupun sampah-sampah
organik.
Sambil menghilangkan dahaga sekalian mencari batu akik yang banyak
berserakan sepanjang jalan, Tim beristirahat di beberapa lokasi yang indah dan
sejuk.
Namun Tim dikejutkan dengan
penemuan aliran sungai yang berwarna hijau. Awalnya Tim mengira warna itu
disebabkan oleh lumut atau daun-daun yang tenggelam di dasarnya, tetapi setelah
ditelusuri dan diperiksa dasar air ini sangat bersih dan tidak ada lumut
ataupun daun-daun. Tim Tidak mengetahui apa yang menyebabkan air ini menjadi
berwarna hijau. hal ini menyadarkan kita
akan banyaknya mukzijat Tuhan yang di sebar di alam ini sehingga kita yakin
akan kebesarannya (Wah religius banget...)
Setelah menempuh jarak ±
35 KM dengan waktu tempuh ± 2 jam, Tim sampai pada daerah Tujuan yaitu pagindar. Cuaca
Pagindar sangat bertolak belakang dengan daerah salak yang dikenal dengan
daerah dingin. Pagindar yang notabene sudah dekat dengan pantai Laut Singkil bercuaca panas
sehingga sangat cocok sebagai perkebunan Sawit. Ternyata prediksi kami tidak
meleset, bahwa penduduk pagindar mayoritas berkebun sawit, sepanjang jalan di
daerah pagindar ini dipenuhi hamparan kebun- kebun sawit masyarakat yang sudah
siap panen maupun baru mulai tanam. Menurut hasil pengamatan saya sebagai
penulis dengan kegigihan dan ketekunan masyarakat bercocok tanam sawit ini
dalam beberapa tahun kedepan masyarakat pagindar akan menjadi masyarakat yang
sejahtera dan kecamatan pagindar ini akan menjadi salah satu kecamatan yang paling produktif dengan
perekonomian yang dapat membanggakan bagi kabupaten pakpak bharat(Cie.. Kayak
pengamat pembangunan aja..)
Tentu harapan dan analisis penulis ini akan terwujud apabila
jalan lintas sibagindar menuju Kota salak
ini cepat diselesaikan, sehingga masyarakat pagindar yang selama ini
memasarkan hasil buminya ke daerah Aceh singkil dan Subulussalam akan bisa
memasarkan hasil buminya ke Kota Salak.
Demikian Story Road To Pagindar
Via Lagan ini kami sampaikan (Jadi sedih...hik..hik), dengan mengucapkan banyak
terimakasih kepada Mr. Kardo yang telah gagah berani bermental baja (kayak
satria baja Item aja..) membawa kami dengan kuda besi pinjamannya melintasi
bukit, lembah dan gunung sehingga kami selamat sampai tujuan.
Dan tidak lupa saya perkenalkan
yang membuat cerita ini Mr. Tonga ST yang sangat mudah dikenali dari jari-jarinya
yang penuh dengan batu Akik. ( Huaaaahaahaaaa......)
Sekian dan terimakasih.
Njuah-njuah.....!
No comments:
Post a Comment