Potensi wisata yang luar
biasa yang dimiliki Indonesia seharusnya bisa menjadi andalan untuk mengangkat
taraf hidup masyarakat. Sektor pariwisata bisa menjadi sektor penopang
pemasukan negara di bidang non migas. Di era yang semakin maju semakin pula
banyak cara dan strategi untuk mengangkat potensi wisata di suatu daerah.
Masing-masing daerah memiliki kekhasan atau penonjolan karakteristik alam
maupun sosio kultural dan aspek lainnya. Desa memiliki segudang potensi yang
bisa diangkat menjadi komoditas dan dipoles dengan manajemen strategi yang
tepat untuk menjadi desa wisata. Berikut langkah-langkah strategis untuk
mengembangkan potensi desa menjadi desa wisata :
1. Identifikasi
potensi desa melalui rembug bersama seluruh komponen desa dari semua kalangan.
Potensi yang bisa menjadi komoditas bisa bermacam-macam dari segala aspek. Bisa
keindahan alam, hasil bumi, kekayaan flora fauna/hayati, sosio kultural,
masyarakat, tradisi atau hal-hal yang bersifat khas/unik yang tak dimiliki
daerah lain. Pastikan potensi unggulan yang akan dijadikan komoditas utama
2. Identifikasi
permasalahan yang bisa jadi penghambat bagi pengembangan potensi wisata desa,
mulai dari yang bersifat fisik, non fisik atau sosial, internal dan eksternal.
Atau bisa saja permasalahan tersebut jika diolah dengan cara tertentu justru
permasalahan itu bisa menjadi potensi
3. Perlunya
komitmen yang kuat dari seluruh komponen desa untuk menyamakan pendapat,
persepsi dan mengangkat potensi desa guna dijadikan desa wisata. Komitmen ini
yang menjadi dukungan terkuat bagi terwujudnya dan keberlangsungan desa wisata
4. Identifikasi
dampak baik dampak positif maupun negatif dari sebuah kegiatan wisata sesuai
kekhasan masing-masing desa. Masing-masing desa memiliki karakteristik sendiri
akan menghasilkan dampak yang juga berbeda satu sama lain terutama
perubahan-perubahan sosial kultural
5. Komitmen
yang kuat dari seluruh komponen desa untuk menggandeng Pemerintah Daerah dan
jika perlu menggandeng pihak swasta. Pikirkan dan identifikasi juga dampak jika
bekerja sama dengan pihak swasta. Termasuk di sini untuk penganggaran guna
pembangunan desa wisata dengan menggunakan seluruh sumber daya ekonomi yang ada
6. Menyiapkan
segala perangkat-perangkat aturan/regulasi norma yang lebih bertujuan untuk
mengawal pengembangan desa wisata dan mengawasi potensi-potensi penyimpangan
yang mungkin saja bisa terjadi. Regulasi disiapkan agar berjalannya aktivitas
wisata beserta dampaknya tetap berada dalam koridor regulasi sebagai payung
hukumnya
7. Melakukan
pelatihan-pelatihan bagi seluruh komponen desa, termasuk pemerintah desa
tentang manajemen pariwisata, bagaimana mengelola tempat wisata, manajemen
tamu/pengunjung, beserta inovasi-inovasi yang perlu dikembangkan mengingat
sebagaimana sektor lainnya sektor pariwisata pun mengalami fluktuasi dan bisa
mengalami “kejenuhan”
8. Gunakan
segala media untuk memperkenalkan dan mempublikasikan potensi wisata di desa
baik media konvensional maupun non konvensional, seperti media internet.
Internet kini menjadi sarana publikasi yang sangat efektif yang bisa menjangkau
seluruh belahan bumi. Tempat wisata yang lokasinya terpencil pun bisa diketahui
oleh orang di belahan dunia lain pun berkat teknologi internet
9. Belajar
pada kesuksesan desa wisata lain atau studi banding. Kita bisa belajar banyak
pada keberhasilan desa wisata lain khususnya yang sejenis. Karena tipikal
permasalahan dan tantangan masa depan yang bakal dihadapi kurang lebih sama.
Hanya dengan manajemen profesional dan inovatif saja desa wisata akan eksis dan
kompetitif dan dapat melalui ujian yang bersifat internal, eksternal maupun
regional internasional
Identifikasi Potensi Desa
Setiap desa memiliki
potensi untuk dijadikan komoditas wisata unggulan. Keindahan dan keunikan alam
akan menjadi wisata alam. Jika desa tersebut memiliki keunikan tradisi dan
budayanya bisa menjadi destinasi wisata budaya. Jika desa tersebut memiliki
menu makanan dan minuman khas tradisional yang unik baik dari bahan, rasa dan
penyajiannya, bisa dijadikan destinasi wisata kuliner desa. Jika desa tersebut
memiliki kerajinan-kerajinan khas nan unik bisa menjadi destinasi wisata
suvenir desa. Atau jika desa tersebut memiliki peninggalan-peninggalan yang
mempunyai nilai sejarah yang tinggi atau situs sejarah/prasejarah bisa menjadi
tujuan wisata sejarah desa. Bahkan jika desa itu memiliki keunggulan hasil bumi
atau hasil laut misalnya pertanian, perkebunan, perikanan dan lain-lain (contoh
wisata petik apel, petik strawberry, petik tomat, cabai dan sayuran lain).
Dunia wisata dalam kekinian banyak mengalami perkembangan yang cukup
signifikan. Apapun bisa dijadikan wisata yang mendatangkan keuntungan ekonomi
bagi warga sekitar, asal jeli melihat dan memanfaatkan peluang.
Identifikasi Permasalahan
Biasanya permasalahan
mainstream dari suatu desa yang memiliki potensi wisata seperti infrastruktur
jalan, jembatan, listrik, pipanisasi air, jaringan komunikasi dan lain-lain.
Selain itu permasalahan bisa juga bersifat non fisik, tapi bersifat sosial.
Misalnya, bisa saja desa tersebut memiliki potensi keindahan alam namun dari
sisi keamanannya kurang. Penanganan permasalahan sosial ini memerlukan
pendekatan multidimensi tertentu yang tepat
Komitmen Kuat Komponen Desa
Tidak sedikit komitmen
tidak terbangun dengan kuat untuk menyamakan visi misi untuk menjadikan desa
wisata. Ini tidak terlepas dari kekhawatiran terhadap dampak yang bisa terjadi
dari kegiatan pariwisata. Sebagian komponen desa mungkin melihat contoh daerah
lain yang dianggap gagal sebagai desa wisata karena menimbulkan dampak negatif
misalnya menurunnya moralitas generasi muda desa, atau dampak lingkungan yang
terjadi karena pembangunan fisik besar-besaran sarana penunjang wisata desa
yang tanpa memperhatikan aspek lingkungannya, misal terjadi banjir atau tanah
longsor di kawasan wisata alam
Identifikasi Dampak
Kegiatan Pariwisata
Setiap kegiatan pariwisata
pasti menimbulkan dampak yang sudah bisa diperhitungkan, baik dampak positif
maupun negatif. Harus dilakukan identifikasi, khususnya dampak negatif karena
ini yang harus ditanggulangi agar potensi wisata tetap bisa berlangsung
berkelanjutan. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar dan lingkungan
baik yang bersifat fisik maupun sosial dan ini harus dipersiapkan
perangkat-perangkat untuk menanganinya. Perangkat-perangkat untuk penanganan
dampak ini harus merupakan konsensus desa.
Komitmen Menggandeng
Pemerintah Daerah
Perlu peran Pemerintah
Daerah untuk membangun potensi desa menjadi desa wisata. Melalui dinas-dinas
terkait, perangkat-perangkat baik berupa regulasi, perijinan, pajak dan
sebagainya sehingga secara hirarkis administratif desa wisata berada di bawah
pembinaan dan tanggung jawab Pemerintah.
Perangkat Regulasi/norma
Untuk menjadi desa wisata
diperlukan perangkat regulasi/norma sebagai aspek legalitas dan yuridis formal.
Dengan memiliki dasar hukum yang jelas dan kuat, desa wisata diharapakan dapat
beraktivitas tanpa ada gangguan misalnya keberatan dari pihak-pihak lain
Pelatihan Manajemen
Pariwisata
Sebesar apa pun dan sebagus
apa pun potensi yang akan menjadi komoditas unggulan jika pelaku usaha
pariwisata (desa) tidak siap dengan ilmu manajemen pariwisata, maka bisa
dipastikan kegiatan pariwisata itu tak akan berlangsung lama, karena pariwisata
dengan segala karakteristiknya tetap diperlukan pengelolaan yang profesional
dan inovatif. Termasuk di sini adalah strategi pemasaran yang tepat untuk
mengangkat angka kunjungan. Perlu diberikan pelatihan manajemen pariwisata yang
sesuai dengan karakteristik desa. Banyak contoh tempat pariwisata yang akhirnya
terpuruk, mangkrak karena tidak inovatif sehingga tidak kompetitif, tidak
memperhatikan saran dan pendapat pengunjung, tidak ada kelanjutan perbaikan
sarana dan prasarana, tidak menangani keluhan pengunjung dan akhirnya pengelola
gulung tikar karena rugi.
Media sebagai sarana
informasi dan publikasi
Salah satu media sebagai
sarana informasi dan publikasi yang sangat efektif adalah sosial media, baik
milik resmi pemerintah, swasta ataupun komunitas tertentu. Hampir semua jenis
produk kini menggunakan sosial media dalam pemasarannya. Dengan sosial media
semua belahan dunia bisa dijangkau dan potensi desa bisa diketahui oleh siapa
saja bahkan di manca negara dengan biaya yang murah.
Studi Banding ke Desa
Wisata Yang Berhasil
Studi banding akan menjadi
sangat penting bila dilakukan pada desa wisata yang sejenis. Bagaimana desa
wisata tersebut mengelola pariwisata, menyikapi dan menghadapi permasalahan dan
tantangan baik yang bersifat internal dan eksternal. Akan penting juga belajar
tentang tips dan trik desa wisata tersebut agar tetap eksis pada saat-saat
musim wisata sedang sepi (low season) dengan berinovasi memasarkan produk lain
yang masih berkaitan dengan wisata desa tersebut. Studi banding bisa dipilih
pada desa wisata yang secara organisasi manajemen sudah mapan dan profesional
serta sudah teruji oleh waktu.
Mari kita eksplorasi
potensi desa kita dan kita kembangkan secara bijak menjadi komoditas yang mampu
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat.